JAKARTA- Dalam rangka merayakan Hari Film Nasional Indonesia, pemerintah siap menyentuh perkembangan film Indonesia yang syarat akan modernisasi.
Demi penyelamatan, sebanyak 29 film lama akan masuk dalam arsip sinematek dari 500 judul yang ada dengan durasi 3.296 menit film seluloid, dengan tujuan melestarikan film-film terdahulu.
"Ke depan idealnya memang pengarsipan, film boleh comes and go tapi arsip film tidak boleh mati. Sinematek idealnya itu harus jadi Indonesia Film Centre (IFC)" ujar Wamendikbud, Wiendu Nuryati di Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan.
Untuk pembuatan IFC sendiri bagi Wiendu tidak ada kendala. Pasalnya, tahun ini anggaran sebesar Rp200 miliar telah disiapkan untuk perfilman. Untuk menyelesaikan arsip 29 film pertama, lembaga Sinematek menggandeng konsultan.
"Kita proses scanning lebih dari 150 kali dan kedalaman warna jadi 1024 bit. Dari hitam ke putih jadi lebih tebal ke dalam bentuk video," timpal Taufik M selaku konsultan sinematek.
Kata Taufik, pihaknya akan menyimpan warna yang terlihat dan tidak terlihat, kualitasnya standar dan bisa disimpan dalam seratus tahun. Namun, butuh waktu sebulan mengarsipkan 29 film tersebut ke dalam bentuk digital.
Sementara ini, masyarakat dapat mengakses film-film tersebut di Gedung Pusat Perfilman. Tapi untuk ke depannya Sinematek akan membuat programnya dalam bentuk website.
Berikut judul film yang akan diarsipkan:
1. Tie Pat Kai Kawin
2. Antara Bumi dan Langit
3. Darah Dan Doa (The Long March)
4. Pagar Kawat Berduri
5. Violeta
6. Penjeberangan
7. Matjan Kemajoran
8. Dibalik Tjahaja Gemerlapan
9. Nji Ronggeng
10. Apa Jang Kau Tjari Palupi
11. Si Pitung
12. Wadjah Seorang Laki-laki
13. Si Doel Anak Betawi
14. Ambisi
15. Atheis
16. Senyum Di Pagi Bulan Desember
17. Jakarta Jakarta
18. November 1828
19. Pengemis dan Tukang Becak
20. Sorta
21. Halimun
22. Kembang Kertas
23. Matahari Matahari
24. Beri Aku Waktu
25. Ibunda
26. Naga Bonar
27. Nyoman Cinta Merah Putih
28. Ramadhan dan Ramona
29. Fatahillah
0 comments:
Post a Comment